Kamis, 28 Mei 2020

SUNNAH MEMBANTU ISTRI DIRUMA

Sunnah Membantu Istri di Rumah

Salah satu sunnah yang mungkin mulai ditinggalkan para suami adalah membantu istri dan pekerjaannya di rumah, semoga para suami bisa menerapkan sunnah ini walaupun hanya sedikit saja. Beberapa suami bisa jadi cuek terhadap pekerjaan istri di rumahnya apalagi istri pekerjaannya sangat banyak dan anak-anak juga banyak yang harus diurus dan dididik.

Merupakan kebiasaan dan sunnah Nabi ﷺ membantu pekerjaan istrinya di rumah.

‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,

“Rasulullah ﷺ dalam kesibukan membantu istrinya, dan jika tiba waktu sholat maka beliaupun pergi shalat” (HR Bukhari).

Hal ini merupakan sifat tawaadhu’ (rendah hati) Nabi ﷺ dan mencontohkannya pada manusia, padahal beliau adalah seorang pimpinan dan qadhi tertinggi kaum muslimin. Bisa jadi ada suami yang merasa diri menjadi rendah jika melakukan perbuatan dan pekerjaan rumah tangga karena ia adalah orang besar dan berkedudukan bahkan bos di tempat kerjanya.

Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah berkata menjelaskan hadits ini,

“Di antara akhlak mulia para nabi adalah tawaadhu’ dan sangat jauh dari suka bersenang-senang (bermewah-mewah) dan melatih diri untuk hal ini, agar mereka tidak terus-menerus berada pada kemewahan yang tercela (mewah tidak tercela secara mutlak).” (Fathul Bari kitab adab hal. 472)

Membantu istri bisa dilakukan dengan pekerjaan sederhana, terkadang membantu hal yang sederhana saja sudah membuat senang dan bahagia para istri, semisal menyapu emperan saja, mencuci piring dan lain-lainnya.

Dalam hadits lainnya, ‘Aisyah radhiallahu ‘anha menceritakan bahwa Nabi ﷺ mengerjakan hal-hal sederhana untuk membantu istri-istri beliau semisal mengangkat ember dan menjahit bajunya.

Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah ﷺ jika ia bersamamu (di rumahmu)?”, Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember” (HR Ibnu Hibban)

Jumat, 22 Mei 2020

MANFAAT MEMBAYAR ZAKAT FITRAH

MANFAAT MEMBAYAR ZAKAT FITRAH

Waki’ bin Al-Jarrah mengatakan, “Zakat fitrah untuk bulan Ramadhan itu seperti sujud sahwi ketika shalat. Zakat fitrah itu menutup kekurangan saat puasa sebagaimana sujud sahwi menutupi kekurangan shalat.” (Lihat Mughni Al-Muhtaj dan Al-Majmu’, dinukil dari Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, 2:96)
📔 Muhammad Abduh Tuasikal


DOAKAN ORANG TUA DI KAMPUNG

DOAKAN ORANG TUA DI KAMPUNG MESKI RAGA BELUM BISA BERJUMPA DENGANNYA

Pintu surga yang paling mudah dimasuki adalah pintu yang paling tengah yaitu berbakti kepada orang tua.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya.” [HR. Ahmad, Hasan)



Selasa, 19 Mei 2020

KHAWATIR PADA TEMPATNYA

KHAWATIR PADA TEMPATNYA
================
Persoalan rezeki; biaya hidup yang semakin mahal, kondisi keuangan yang begitu2 saja, karir pekerjaan yang seolah stuck, usaha yang sulit berkembang, cicilan hutang yang tak kunjung selesai, atau hal2 lain yang menjadi turunan2nya, seringkali menjadi topik besar yang kita khawatirkan.

Padahal tahukah Anda,
Sebuah riset menunjukkan bahwa orang-orang yang selalu terbebani dengan pikiran dan perasaan serba kekurangan, justru akan menghambat mereka untuk memiliki nasib yang lebih baik.

Karena alokasi energi otak terserap cukup besar untuk memikirkan kekurangan demi kekurangan itu dan habis sudah untuk bisa berpikir kreatif berupaya mengubah nasib menjadi lebih baik.

Riset menarik yang dilakukan oleh Eldar Shafir (Professor ekonomi dari Yale University) dan Sendhil Mullainathan (Guru besar Ekonomi dari Harvard University) ini menjawab mengapa orang2 kaya semakin kaya, orang2 miskin tetap miskin, dan orang2 yang kekurangan akan cenderung bertahan selamanya dalam kondisi seperti itu.
==================
Sahabat-sahabat fillah,
Kesalahan terbesar dalam hidup adalah mengkhawatirkan apa yang sudah dijamin, namun mengabaikan apa yang belum dijamin.

Dalam urusan rezeki, mestinya tak perlulah kita banyak2 khawatir. Tenangkanlah hati dan istirahatkanlah diri kita dari berlelah-lelah memikirkan rezeki.

Karena hewan melata yang tidak punya alat gerak sekalipun berada dalam jaminanNya. Apalah lagi manusia yang punya sebaik-baik dan seindah-indahnya bentuk. Alokasikan fokus pikiran dan perasaan kita pada tempat yang semestinya.

Yang perlu kita khawatirkan adalah seberapa sungguh2 kita dalam taat.
Bukankah tugas kita hanya taat?

Petunjuk dan bimbingan datang dari taat; ditunjukkan jalan2 rezeki terbaik, dibukakan peluang2 yang tak terpikirkan sebelumnya, diperlihatkan solusi yang tidak terduga, dipertemukan dengan orang2 yang tepat, dituntun tiap langkah dalam setiap pengambilan keputusan, semua itu datangnya dari taat.

Tanpa taat, dunia datang memperbudak.
Dengan taat, dunia datang tertunduk hina.

Sekali lagi,
Yang perlu kita khawatirkan adalah seberapa sungguh2 kita dalam taat.
Bukankah tugas kita hanya taat?

Rezeki sudah dijamin, yang belum dijamin adalah keberkahan yang menyertainya. Keberkahan yang menjadikan semuanya tidak sia-sia.

Rezeki sudah dijamin, yang belum dijamin adalah nasib kita setelah kehidupan ini, kehidupan yang lebih panjang dan lebih berat. Jannah? Atau Naar?

Sumber : Sonny Abi Kim

Minggu, 17 Mei 2020

SEMANGAT PARA SALAF

SEMANGAT PARA SALAF DALAM MENCARI LAILATUL QADR

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

لـو كانـت ليلـة القـدر بالسنـة ليلـة واحـدة لقمـت السنـة حتى أدركهـا فمـا بالـك بعشـر ليـال

"Jika seandainya Lailatul Qadar itu harus dicari sepanjang tahun, maka niscaya aku akan menghidupkan seluruh (malam) dalam satu tahun sehingga aku bisa mendapatkan nya. Lalu bagaimana pendapatmu apabila malam Lailatul Qadar terjadi hanya pada 10 hari (terakhir di bulan Ramadhan)."

Bada'iul Fawaid, halaman 5

Sabtu, 16 Mei 2020


TIDAK ADA KEBAIKAN

Ali bin Abi Thalib mengatakan :
وَلَا خَيْرَ فِيْ قِرَاءَةٍ لَا تَدَبُّرَ فِيْها

Tidak ada kebaikan dalam membaca Al-Quran jika tidak ada tadabbur (usaha untuk memahami) di dalamnya.
(Sunan ad-Darimi no 306)

 Tujuan Al-Quran diturunkan itu untuk direnungi kandungannya dan diamalkan.
Membaca Al-Quran itu sarana untuk tadabbur (merenungi pesan kandungan Al-Quran).
Membaca tanpa tadabbur adalah melaksanakan sarana tanpa mewujudkan tujuan.

Kiat praktis agar bisa tadabbur adalah:
❶. Paham bahasa Arab atau
❷. Membaca terjemahannya atau tafsirnya setelah selesai membaca bagian dari Al-Quran yang ingin dibaca.

Meski demikian, membaca Al-Qur'an itu tetap berpahala meski orang yang membacanya tidak paham isi yang dibaca.

Perkataan Ali di atas itu motivasi untuk berusaha membaca Al-Quran dan mengetahui kandungan bacaan, bukan untuk menggembosi orang yang semangat membaca Al-Quran.

Penulis : Ustadz Aris Munandar SS  M.P.I حفظه الله تعالى
Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta

PENGEJAR DUNIA

PENGEJAR DUNIA

Indah dan melenakan. Itulah dunia. Karena itu, tak sedikit yang sengsara dibuatnya. Ada yang celaka, ada juga yang terhina. Andaikata ada yang bahagia karena dunia, itu hanya sementara. Karenanya, kita harus senantiasa waspada. Jangan sampai terlena. Jika tidak, kita akan menjadi korban berikutnya.


Rabu, 13 Mei 2020

JANGAN SAMPAI TERLUPUTKAN OLEHMU !

JANGAN SAMPAI TERLUPUTKAN OLEHMU!

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda :

فِيهِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.”
(HR. Ahmad 2/385, Hadits shahih oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth rahimahullah)

Selasa, 12 Mei 2020

ULAR BERBAHAYA

ULAR BERBAHAYA

Imam Asy-Syafi'i mengatakan :

اِحْفَظْ لِسَانَكَ أَيُّهَا الْإِنْسَانُ لَا يَلْدَغَنَّكَ إِنَّهُ ثُعْبَانٌ

"Kontrol lisanmu wahai manusia. Jangan sampai dia menggigitmu. Sungguh lisan itu ular besar yang berbahaya"
(Mirqah al-Mafatih 1/185)

Imam Asy-Syafi'i memberi gelar ular besar untuk lisan.
Ini menunjukkan bahaya lisan.
Lisan atau lidah adalah anggota badan yang paling banyak beraktivitas tanpa kenal lelah.

Sebagaimana dengan lidah seorang itu mudah mendapatkan pahala, sebaliknya dengan mudah seorang itu mendapatkan dosa besar.
Oleh karena itu jika tidak bisa berbicara yang manfaat, Nabiﷺ ajarkan kita agar diam saja.

Ucapan, kata-kata, komentar, status medsos dll itu bermanfaat jika memenuhi tiga kriteria :
❶.Baiknya niat semisal menebar ilmu yang bermanfaat

❷.Baiknya cara penyampaian semisal mengetahui hal-hal yang layak disampaikan di depan publik dan hal yang hanya layak dibicarakan dalam forum khusus atau terbatas.

❸. Baiknya dampak. Kata-kata tersebut tidak berdampak kegaduhan, memicu permusuhan dll.
Jika suatu kalimat, komentar, status medsos memenuhi tiga kriteria di atas silakan katakan.
Jika tidak memenuhi kriteria di atas, sadarilah bahwa lisan dan lidah itu ular besar yang berbahaya.

Penulis : Ustadz Aris Munandar SS  M.P.I حفظه الله تعالى
Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta

https://www.instagram.com/p/CAHawQsgq-6/?igshid=1slbdepn79124

BELAJAR DIAM DAN BELAJAR BERBICARA


  BELAJAR DIAM DAN BELAJAR BERBICARA

Seorang shahabat Nabiﷺ , Abu Darda' mengatakan :
تَعَلَّمُوْا الصَّمْتَ كَمَا تَتَعَلَّمُوْنَ الْكَلَامَ

"Belajarlah untuk diam sebagaimana kalian belajar untuk berbicara"
(Diriwayatkan oleh al-Khara'ithi dalam kitabnya Makarim al-Akhlaq)

Sebagaimana kita perlu belajar untuk berbicara kita juga perlu belajar untuk diam dan tidak asal komentar.

Yang dimaksud dengan belajar berbicara adalah belajar berbicara yang baik dan bijak.

Berbicara yang bijak adalah membicarakan hal yang tepat, di waktu yang tepat dan dengan cara penyampaian yang tepat.

🔅Mewujudkan tiga hal ini bukanlah hal yang mudah, perlu latihan, perlu menerima teguran dan berbenah serta perlu sensitif untuk menimbang apakah suatu kalimat itu sudah memenuhi tiga kriteria di atas ataukah tidak.
📵Yang dimaksud belajar diam adalah diam yang bijak karena tidak semua diam itu emas.
📵 Diam pada saat kondisi mengharuskan untuk berbicara adalah tindakan yang tidak bijak.

•> Diam dan tidak berbicara bukan dalam bidang yang dikuasai,
•> Diam saat berbicara hanya akan menimbulkan keributan yang tidak perlu terjadi,
•> Diam manakala berbicara itu dampak negatifnya lebih besar dibandingkan manfaatnya adalah contoh diam yang bijak.

Penulis : Ustadz Aris Munandar SS  M.P.I حفظه الله تعالى
 Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta
https://www.instagram.com/p/CAFoMP-gNqB/?igshid=13862yd5uri25

Kamis, 07 Mei 2020

DALAM IBADAH

DALAM IBADAH

Seorang ulama tabiin, Abul Aliyah mengatakan :
الصَّائِمُ فِي عِبَادَةٍ مَا لَمْ يَغْتَبْ أَحَدًا وَإِنْ كَانَ نَائِمًا عَلَى فِرَاشِهِ
Orang yang sedang berpuasa itu berada dalam ibadah selama tidak menggunjing siapa pun meski dalam kondisi tidur di kasurnya.

Hafshah binti Sirin mengomentari hal ini dengan mengatakan :
يَا حَبَّذَا عِبَادَة وَأَنَا نَائِمَةٌ عَلَى فِرَاشِيْ
Betapa indahnya, ibadah pada saat aku tidur di kasurku
( Lathaif al-Ma'arif karya Ibnu Rajab hlm 168)

Ketika seorang itu dalam kondisi beribadah semua aktivitasnya bernilai ibadah.

Contoh yang lain adalah :
Jihad perang di jalan Allahﷻ Seorang mujahid itu berada dalam ibadah meski dalam kondisi tertidur karena kelelahan.

Contoh lain adalah :
Ihram haji atau umroh. Seorang yang dalam kondisi ihram itu berada dalam ibadah meski sedang tertidur pulas.

Pernyataan Abul Aliyah di atas bukanlah motivasi untuk memperbanyak tidur namun menunjukkan berapa istimewanya ibadah puasa.

Memperbanyak tidur tanpa ada kebutuhan adalah bagian dari godaan setan. Setan ingin mengurangi waktu ibadah seorang muslim.

Ghibah atau menggunjing sesama muslim adalah dosa yang menghapus pahala ibadah puasa.

Terlelap tidur setelah capek dengan aktivitas bermanfaat bagi orang yang berpuasa tetap dinilai ibadah selama pahala ibadah puasanya tidak hilang karena dusta, ghibah dll.

Penulis : Ustadz Aris Munandar SS  M.P.I حفظه الله تعالى
Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta

Rabu, 06 Mei 2020

CERMIN HATI

CERMIN HATI

Ibnul Qayyim mengatakan :

وَقَدْ جَعَلَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ الْعَيُنَ مِرْآةَ الُقَلْبِ فَإِذَا غَضَّ الْعَبْدُ بَصَرَهُ غَضَّ الْقَلْبُ شَهْوَتَهُ وَإِرَادَتَهُ وَإَذَا أَطْلَقَ بَصَرَهُ أَطْلَقَ الْقَلْبُ شَهْوَتَهُ

"Sungguh Allah ﷻ jadikan mata itu sebagai cermin hati. Jika seorang hamba mengontrol pandangannya berarti dia mengontrol syahwat (rasa senang) dan keinginan hatinya. Sebaliknya jika tidak ada kontrol pada pandangan berarti tidak ada kontrol untuk syahwat hatinya".

(Raudhoh al-Muhibbin hlm 146, Dar Alam al-Fawaid)

Mata adalah cermin hati. Mata itu memantulkan konten hati kita. Cara mudah untuk tahu muatan hati kita adalah melihat apa yang suka dilihat oleh mata kita.  Adakah sama?

• Orang yang matanya suka dipakai untuk baca buku agama dengan dengan mata yang digunakan untuk membaca cerita-cerita tidak bermutu?

• Orang yang matanya hobi memandangi gambar gadget terbaru dengan dengan mata yang hobi memandangi ilmu?

• Mata yang gemar menatapi film atau tontonan baru dengan mata yang selalu rindu membaca baris demi baris sabda Nabi penerima wahyu?

• Orang yang "syahwatnya" tertuju kepada ilmu dan hal-hal bermutu dengan orang yang "syahwatnya" hanya untuk memuaskan keinginan yang tidak akan pernah berhenti seiring berjalannya waktu.

Moga Allah sempurnakan cahaya hidayah untuk penulis dan semua pembaca tulisan ini.

Penulis : Ustadz Aris Munandar SS  M.P.I حفظه الله تعالى
Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta
https://www.instagram.com/p/B_3cld2Au8W/?igshid=18xbrwkt0yzqf




Selasa, 05 Mei 2020

TEKAD KUAT KHATAM AL QURAN

Bertekad Kuat Mengkhatamkan Al-Quran Selama Ramadhan

Tahun ini kita melalui bulan Ramadhan dalam kondisi di tengah merebaknya wabah virus Corona. Kaum muslimin sangat dianjurkan untuk menghidupkan Ramadhan ini dengan berbagai amalan shalih, salah satunya memperbanyak membaca Al-Quran

Salah satu tips agar kita bisa mengkhatamkan Al-Quran adalah dengan memiliki tekad kuat. Memiliki tekad kuat ini bisa diwujudkan dengan membuat target, tetapi target yang bukan sebagaimana target biasanya yang kita lakukan. Target ini sebagaimana contoh dari nabi Musa ‘alahissalam, yaitu TIDAK AKAN BERHENTI SAMPAI …., misalnya ucapan beliau dalam Al-Quran:

لَا أَبْرَحُ حَتَّىٰ أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا

“Aku TIDAK AKAN BERHENTI (BERJALAN) SEBELUM SAMPAI ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”.[QS. Al-Kahfi: 60)
Follow IG @bachtiar.achmad
https://www.instagram.com/p/B_0vbB9hA0T/?igshid=tvn5xuod0qqp

SANGAT RUGI JIKA TIDAK BISA MENDEKATKAN DIRI PADA ALLAH DI BULAN RAMADHAN

SANGAT RUGI JIKA TIDAK BISA MENDEKATKAN DIRI PADA ALLAH DI BULAN RAMADHAN

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata :

”Barangsiapa yang pada bulan Ramadhan ini tidak beruntung, maka kapan lagi dia bisa beruntung? Barangsiapa yang pada bulan suci ini tidak bisa mendekatkan dirinya kepada Allah, maka sungguh dia sangat merugi.”

(Wadzaif Ramadhan, halaman. 12)

Follow IG @bachtiar.achmad :
https://www.instagram.com/p/B_0EghehimP/?igshid=1bnlzpa2oxuc3



Senin, 04 Mei 2020

Ar Rayyan

Ar Rayyan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus. Ar Rayyan ini adalah salah satu pintu di surga dari delapan pintu yang ada yang disediakan khusus bagi orang yang berpuasa.

Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Al Fath menyebutkan, “Ar Rayyan dengan menfathahkan huruf ro’ dan mentasydid ya’, mengikuti wazan fi’il (kata kerja) dari kata ‘ar riyy‘ yang maksudnya adalah nama salah satu pintu di surga yang hanya dikhususkan untuk orang yang berpuasa memasukinya. Dari sisi lafazh dan makna ada kaitannya. Karena kata ar rayyan adalah turunan dari kata ar riyy yang artinya bersesuaian dengan keadaan orang yang berpuasa. Orang yang berpuasa kelak akan memasuki pintu tersebut dan tidak pernah merasakan haus lagi.” (Fathul Bari, 4: 131).

Ibnu Hajar menyebutkan bahwa dalam lafazh hadits lainnya disebutkan bahwa di surga itu ada delapan buah pintu. Salah satu pintu dinamakan Ar Rayyan. Pintu tersebut tidaklah dimasuki selain orang yang berpuasa (lihat Fathul Bari, 4: 132). Hadits yang dimaksud adalah,

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ »

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa” (HR. Bukhari no. 3257).

#islamituindah #islamituindahid #ArRayyan #selfreminder#muhasabahdiri#MencariCintaNya#MencariIkhlas#tawakal#sabar#tawadhu#ramadhan#bachtiarachmad#nuansapropertysyariah#nussapropertysyariah

Follow IG : @bachtiar.achmad
https://www.instagram.com/p/B_yh36shvoK/?igshid=17m35d6xnp7qj

KEUTAMAAN SHALAT TARAWIH

KEUTAMAAN SHALAT TARAWIH

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa yang menunaikan shalat pada malam bulan Ramadhan (shalat tarawih) dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni."
(HR. Muslim 1266)

#islamituindah #islamituindahid #fairuzstore #selfreminder#muhasabahdiri#MencariCintaNya#MencariIkhlas#tawakal#sabar#tawadhu#ramadhan#bachtiarachmad#nuansapropertysyariah#nussapropertysyariah
https://www.instagram.com/p/B_xd0kjhl4X/?igshid=1d7p7c8el0ca5

Minggu, 03 Mei 2020

SYUKURILAH NIKMAT ALLAH

SYUKURILAH NIKMAT ALLAH

Nikmat Allah dalam sehari saja sudah tak terhitung banyaknya. Tapi diri ini masih saja hitung-hitungan dalam beribadah kepadaNya.

Itulah mengapa Allah berfirman:

وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

“Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. Saba’: 13).

Allah menginginkan kita ‘banyak bersyukur’ karena memang terlalu banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Syukurilah nikmat Allah, baik dengan hati, mulut, maupun dengan anggota badan.

Ustadz Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A.
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam
Oleh: Mutiara Risalah Islam

https://www.instagram.com/p/B_u2BEFhkEm/?igshid=1hk108uknyius

Sabtu, 02 Mei 2020

PUASA PENGHAPUS DOSA

PUASA PENGHAPUS DOSA

Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ’anhu bahwa Rosululloh ﷺ bersabda,

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

“Sholat lima waktu. Ibadah Jum’at yang satu dengan ibadah jum’at berikutnya. Puasa Romadhon yang satu dengan puasa Romadhon berikutnya. Itu semua merupakan penghapus dosa antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.”
(HR. Muslim no. 233)

#islamituindah #islamituindahid#ramadhan #fairuzstore#muhasabahdiri#selfreminder#MencariCintaNya#MencariIkhlas#bachtiarachmad#nuansapropertysyariah#nussapropertysyariah

Jumat, 01 Mei 2020

KUFUR JUHUD

Ini seperti kufurnya iblis terhadap Allah ketika diperintahkan sujud kepada Adam ‘alaihissalam, padahal iblis mengakui Allah sebagai Rabb,
.
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Ia termasuk golongan orang-orang yang kafir” (QS. Al Baqarah: 34)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan
.
“Seorang hamba jika ia melakukan dosa dengan keyakinan bahwa sebenarnya Allah mengharamkan perbuatan dosa tersebut, dan ia juga berkeyakinan bahwa wajib taat kepada Allah atas segala larangan dan perintah-Nya, maka ia tidak kafir”
.
Lalu beliau melanjutkan, “..barangsiapa yang melakukan perbuatan haram dengan keyakinan bahwa itu halal baginya maka ia kafir dengan kesepatakan para ulama” (Ash Sharimul Maslul, 1/521). Al Lajnah Ad Daimah menjelaskan:
.
“Siapa yang meninggalkan puasa karena juhud (menentang) wajibnya puasa maka ia kafir berdasarkan sepakat ulama. Namun yang meninggalkan puasa karena malas dan meremehkan, maka ia tidak kafir. Namun ia berada pada bahaya yang besar karena meninggalkan salah satu rukun Islam yang disepakati wajibnya. Dia wajib dihukum dan dibina oleh pemerintah, agar ia dan orang yang semisal dia jera. Namun sebagian ulama ada yang berpendapat ia kafir dan wajib meng-qadha puasa yang ditinggalkan setelah ia bertaubat kepada Allah Subhaanahu” (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 10/143)
.
#selfreminder#muhasabahdiri#MencariCintaNya#MencariIkhlas#sabar#tawakal#tawadhu#ikhlas#dirumahaja#belirumahaja#bachtiarachmad#nussapropertysyariah#nuansapropertysyariah

KEUTAMAAN SAHUR

KEUTAMAAN SAHUR

Di antara keutamaan sahur adalah, di dalamnya terdapat barokah, sebagaimana sabda Nabi ﷺ,

« تَسَحَّرُوا، فَإِنَّ فِي السّحُورِ بَرَكَةً »

"Bersahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan."

(HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095)

Al-Hâfizh Ibnu Hajar al-’Asqalânî menerangkan makna keberkahan,

أن البركة ترجع إلى ثلاثة معاني:

Bahwa kata barokah di sini kembali pada 3 makna :

*المعنى الأول* : بركة في تقوية البدن في نهار صومه.

• Makna Pertama :
Keberkahan di dalam menguatkan badan saat berpuasa di siang hari.

*المعنى الثاني* : بركة في أن يقوم القائم في هذا الوقت فيَذكر الله ويَعبده، وهو وقت فاضل.

• Makna Kedua :
Keberkahan di dalam bangunnya seseorang di waktu ini, lalu ia berdzikir dan beribadah kepada Allâh. Dan waktu sahur ini adalah waktu yang utama.

*المعنى الثالث* : بركة في اتباع سُنة النبي صلى الله عليه وسلم، ومخالفة أهل الكتاب.

• Makna Ketiga :
Keberkahan di dalam mengikuti sunnah Nabi ﷺ dan menyelisihi ahli kitab.
[ Fathul Bârî (IV/140) ]
Ditulis oleh :
@abinyasalma

#islamituindah #islamituindahid #selfreminder#muhasabahdiri#MencariCintaNya#MencariIkhlas#fairuzstore#nussapropertysyariah #dirumahaja#belirumahaja#nuansapropertysyariah
#bachtiarachmad

Tauhid Rububiyah

Bismillahirrahmanirrahim

Kaum muslimin yang semoga dirahmati oleh Allah. Setiap muslim meyakini bahwa alam semesta ini, langit dan bumi, beserta segala isinya adalah ciptaan Allah, dan berada di bawah kekuasaan-Nya. Tidak ada yang menciptakan dan mengatur alam ini kecuali Allah. Ini adalah bagian dari keyakinan mendasar bahkan fitrah yang telah Allah tanamkan dalam hati umat manusia.

Inilah yang disebut oleh para ulama dengan istilah tauhid rububiyah. Keyakinan bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta, mengatur, dan menguasai alam semesta. Umat manusia pada dasarnya telah mengakui hal ini dalam lubuk hati mereka, bahkan mereka yang musyrik dan kafir sekali pun mengakui hal ini. Jika mereka ditanya, siapa yang menciptakan langit dan bumi, mereka pasti menjawab Allah. Jika mereka ditanya siapa yang memberi rezeki, mereka menjawab Allah. Allah Ta’ala berfirman,

قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أَمَّن يَمۡلِكُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَمَن يُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُۚ فَقُلۡ أَفَلَا تَتَّقُونَ ٣١

“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?” (QS. Yunus : 31)

#selfreminder#muhasabahdiri#MencariCintaNya#MencariIkhlas#sabar#tawakal#tawadhu#ikhlas#ramadhan#dirumahaja#belirumahaja#nuansapropertysyariah#nussapropertysyariah